RSS

9 Proses perkawinan dalam budaya batak toba

Apa saja 9 proses perkawinan dalam budaya Batak Toba? Pada suku Batak Toba perkawinan adalah merupakan suatu peristiwa besar, mengundang hulahula, boru, dongan tubu serta dongan sahuta sebagai saksi pelaksanan adat yang berlaku. Dalam adat Batak Toba perkawinan haruslah diresmikan secara adat berdasarkan adat dalihan na tolu, yakni Somba marhula-hula, manat mardongan tubu, elek marboru. Perkawinan pada masyarakat Batak Toba sangat kuat sehingga tidak mudah untuk bercerai karena dalam perkawinan tersebut banyak orang-orang yang terlibat dan bertanggung jawab di dalamnya. Adapun tata cara perkawinan secara normal berdasarkan ketentuan adat terdahulu ialah perkawinan yang mengikuti tahap-tahap berikut:

1. Mangaririt
Mangaririt adalah ajuk-mengajuk hati atau memilih gadis yang akan dijadikan menjadi calon istrinya sesuai dengan kriterianya sendiri dan kriteria keluarga. Acara mangaririt ini dilakukan kalau calon pengantin laki-lakinya adalah anak rantau yang tidak sempat mencari pasangan hidupnya sendiri, sehingga sewaktu laki-laki tersebut pulang kampung, maka orang tua dan keluarga lainya mencarai perempuan yang cocok denganya untuk dijadikan istri, tetapi perempuan yang dicarikan tersebut harus sesuai dengan kriteria silaki-laki dan kriteria keluarganya.

2. Mangalehon Tanda
Mangalehon tanda artinya memberikan tanda yang apabila laki-laki sudah menemukan perempuan sebagai calon istrinya, maka keduanya kemudian saling memberikan tanda. Laki-laki biasanya memberikan uang kepada perempuan sedangkan perempuan menyerahkan kain sarung kepada laki-laki, setelah itu maka laki-laki dan perempuan itu sudah terlibat satu sama lain. Laki-laki kemudian memberitahukan hal itu kepada orang tuanya, orang tua laki-laki akan menyuruh prantara atau domu-domu yang sudah mengikat janji dengan putrinya.

3 Marhusip
Marhusip artinya berbisik, namun pengertian dalam tulisan ini adalah pembicaran yang bersifat tertutup atau dapat juga disebut perundingan atau pembicaraan antara utusan keluarga calon pengantin laki-laki dengan wakil pihak orang tua calon pengantin perempuan, mengenai jumlah mas kawin yang harus di sediakan oleh pihak laki-laki yang akan diserahkan kepada pihak perempuan. Hasil-hasil pembicaraan marhusip belum perlu diketahui oleh umum karena menjaga adanya kemungkinan kegagalan dalam mencapai kata sepakat. Marhusip biasanya diselenggarakan di rumah perempuan. Domu-domu calon pengantin laki-laki akan menerangkan maksud kedatangan mereka pada kaum kerabat calon pengantin perempuan.
proses pernikahan adat batak toba

4. Martumpol
Martumpol bagi orang Batak Toba dapat disebut juga sebagai acara pertunangan namun secara harafiah martupol adalah acara kedua pengantin di hadapan pengurus jemaat gereja diikat dalam janji untuk melangsunkan perkawinan. Martupol ini dihadiri oleh orang tua kedua calon pengantin dan kaum kerabat mereka beserta para undangan yang biasanya diadakan di dalam gereja, karena yang mengadakan acara martumpol ini kebanyakan adalah masyarakat Batak Toba yang Beragama Kristen.

5. Marhata Sinamot
Marhata sinamot biasanya diadakan selesai membagikan jambar. Marhata sinamot yaitu membicarakan berapa jumlah sinamot dari pihak laki-laki, hewan apa yang di semblih, berapa banyak ulos, berapa banyak undangan dan dimana dilakukan upacara perkawinan tersebut. Acara marhata sinamot dapat juga dianggap sebagai perkenalan resmi antara orang tua laki-laki dengan orang tua perempuan. Mas kawin yang diberikan pihak laki-laki biasanya berupa uang yang jumlah mas kawin tersebut di tentukan lewat terjadinya tawar-menawar

6. Martonggo Raja
Perkawinan pada masyarakat Batak Toba bukan hanya urusan ayah dan ibu kedua calon pengantin, tetapi merupakan urusan semua keluarga, karena itu orang tua calon pengantin akan mengumpulkan semua anggota keluarga di rumah mereka masing-masing dan yang hadir dalam upacara ini terutama menyangkut dalihan na tolu yaitu hula-hula, boru, dongan sabutuha, dan dongan sahuta (teman sekampung).

7. Marunjuk
Marujuk adalah saat berlangsungnya upacara perkawinan, upacara perkawinan pada masyarakat Batak Toba ada dua macam yaitu alap dan taruhon jual. alap jual adalah suatu upacara adat perkawinan Batak Toba yang tempat upcara perkawinan dilaksanakan di tempat atau di kampung perempuan.
Pengantin perempuan dijemput oleh pengantin laki-laki bersama orang tua, kaum kerabat dan para undangan ke rumah orang tuanya. Pihak pengantin laki-laki sering menyebut istilah ini mangalap boru( menjemput pengantin perempuan). Pada acara merunjuk inilah akan berjalan semua upacara perkawinan dari makan sibuhai-buhai, pembagian, dan mangulosi.

8. Paulak Une
Acara ini dimasukkan sebagai langkah agar kedua belah pihak bebas saling kunjung mengunjungi setelah beberapa hari berselang setelah upacara perkawinan yang biasanya dilaksanakan seminggu setelah upacara perkawinan, pihak pengantin laki-laki dan kerabatnya, bersama pengantin pergi ke rumah pihak orang tua pihak pengantin perempuan. Kesempatan inilah pihak perempuan mengetahui bahwa anak perempuanya betah tinggal di rumah mertuanya.

9. Maningkir Tangga
Upacara ini pihak perempuan pergi mengunjungi pengantin dirumah pihak laki-laki, dimana mereka makan bersama melakukann pembagian jambar. Pada hakekatnya maningkir tangga ini dimaksudkan agar pihak perempuan secara langsung melihat dari keadaan putrinya dan suaminya karena bagaimanapun mereka telah terikat oleh hubungan kekeluargaan dan sekaligus memberi nasehat dan bimbingan kepada pengantin dalam membina rumah tangga.
Kesepakatan pada nilai-nilai sosial merupakan dasar yang penting bagi banyak kelompok, terutama dalam perkawinan. Tiap-tiap pasangan perkawinan mempunyai nilai-nilai budaya sendiri, hal-hal yang dianggap penting oleh masing-masing pihak. Jarang sekali hal ini disepakati secara lengkap. Setiap pasangan dapat berbeda keinginannya dalam menentukan hal-hal seperti pengaturan keuangan, rekreasi, agama, memperlihatkan kasih sayang, hubungan-hubungan dengan menantu mereka, dan tata cara.
Nilai-niali sosial meliputi berbagai pola-pola tingkah laku yang luas. Suatu nilai yang penting adalah perkawinan itu sendiri. Pada dasarnya, sikap terhadap perkawinan, seperti suatu nilai sering merupakan faktor penentu dalam keberhasilan perkawinan. Bagi kebanyakan orang, perkawinan adalah nilai tunggal mereka paling penting, dan mereka akan berbuat segalanya yang dapat mereka lakukan untuk menyesuaikan secara memuaskan.

Cerita klasik

kisah si gadis kecil+kotak emas.Kisah si gadis kecil dan kotak emas:Di sebuah keluarga miskin, seorang ayah tampak kesal pada anak perempuannya yang berusia tiga tahun. Anak perempuannya baru saja menghabiskan uang untuk membeli kertas kado emas untuk membungkus sekotak kado.

Keesokan harinya, anak perempuan itu memberikan kado itu sebagai hadiah ulang tahun pada sang Ayah.

“Ini untuk ayah,” kata anak gadis itu.

Sang ayah tak jadi marah. Namun, ketika ia membuka kotak dan mendapatkan isinya kosong, meledaklah kemarahannya.

“Tak tahukah kau, kalau kau menghadiahi kado pada seseorang, kau harus memberi sebuah barang dalam kotak ini!”Anak perempuan kecil itu menatap ayahnya dengan mata berkaca-kaca. Ia berkata terisak-isak, “Oh ayah, sesungguhnya aku telah meletakkan sesuatu ke dalam kotak itu.”“Apa yang kau letakkan ke dalam kotak ini? Bukankah kau lihat kotak ini kosong?” bentak ayahnya.“Oh ayah, sungguh aku telah meletakkan hampir ribuan ciuman untuk ayah ke dalam kotak itu,” bisik anak perempuan itu.

Sang ayah terperangah mendengar jawaban anak perempuan kecilnya. Ia lalu memeluk erat-erat anak perempuannya dan meminta maaf.

Konon, orang-orang menceritakan bahwa, pria itu selalu meletakkan kotak kado itu di pinggir tempat tidurnya sampai akhir hayat. Kapan pun ia mengalami kekecewaan, marah atau beban yang berat, ia membayangkan ada ribuan ciuman dalam kotak itu yang mengingatkan cinta anak perempuannya.

Dan sesungguhnya kita telah menerima sebuah kotak emas penuh berisi cinta tanpa pamrih dari orang tua, teman dan sahabat kita , terlebih dari Tuhan. Tak ada yang lebih indah dan berharga dalam hidup ini selain cinta dari mereka , maka itu bersyukurlah untuk itu

Who is SANTA CLAUS ?

Sinterklas versus Santa Claus
December 20, 2008 Artikel
Selain pohon terang atau cemara berkelap-kelip, ada satu figur yang selalu dimunculkan menjelang Natal. Dia adalah sesosok kakek baik hati yang selalu memberikan hadiah untuk anak-anak yang berkelakuan baik. Siapa sesungguhnya kakek jenggot tersebut?

SOSOK kakek baik hati itu memang cukup eye catching sekaligus imut. Badannya gendut, bajunya merah menyala dengan hiasan putih, dan sepatunya boot hitam. Jenggotnya putih bersih dengan pipi kemerahan serta tawa ho ho ho yang ramah.
Namun, bukan itu yang dinanti anak-anak di seluruh dunia, termasuk di metropolis, dalam diri sosok tersebut. Kakek baik hati itu selalu menyandang karung besar berisi aneka hadiah. Di malam Natal, dia akan terbang dari Kutub Utara naik kereta yang ditarik rusa terbang. Dalam kesunyian malam, si kakek akan masuk lewat cerobong asap dan meletakkan kado Natal untuk anak-anak yang berkelakuan baik.
Ya, itulah sosok Santa Claus. Sebagian kalangan menyebutnya Sinterklas, sebuah sebutan yang diturunkan dari tradisi masyarakat Belanda. Kehadiran Santa Claus seolah menjadi ikon tersendiri yang tak bisa dilepaskan dari tradisi Natal.
Menurut Romo Eko Wiyono, salah seorang pastor di Paroki Hati Kudus Yesus (HKY), perwujudan Santa Claus atau Sinterklas diilhami tokoh nyata. Yaitu, Santo Nicholas. ”Dia ditahbiskan sebagai pastor pada usia 18 di Vatikan,” ujar Romo Eko.
Sejarah gereja menyebutkan, Nicholas adalah seorang uskup di Myra (sekarang Turki, Red) pada abad ke-4. Dia dikenal sangat dermawan. Nicholas suka menyantuni orang miskin.
Kedermawanannya begitu melegenda. Seiring perjalanan waktu, legenda itu lantas bercampur mitos yang diturunkan dari mulut ke mulut secara tradisional.
Kisahnya juga lantas dikaitkan dengan Natal, saat indah ketika orang-orang saling berbagi kado dan kebahagiaan. Santo Nicholas lantas disebut dengan banyak nama di berbagai negara. Orang Jerman mengenal dia sebagai Weihnachtsmann, orang Prancis menyebutnya Pere Noel, dan orang Spanyol memanggilnya Papa Noel. Orang Belanda menyebutnya Nikolas untuk Sinterklas. Penyebutan itulah yang lantas dikenal di Amerika sebagai Santa Claus. Orang Indonesia sendiri menyebutnya Sinterklas atau Santa Claus.
Padahal, dari sisi cerita, Sinterklas dan Santa Claus sejatinya begitu berbeda. Ada perbedaan mendasar antara keduanya, Santo Nicholas adalah pastor, sedangkan Santa Claus bukan. Santo Nicholas populer di Eropa, sedangkan Santa Claus dipopulerkan di Amerika. ”Di Amerika, figur Santa Claus mengalami pembiasan makna besar-besaran,” ungkapnya.
Sosok dan dongeng Sinterklas dan Santa Claus pun begitu berbeda. Sinterklas mewujud dalam kakek yang berpakaian ala uskup. Dia memakai mitra (topi dengan bagian atas berkerucut), casula (jubah untuk memimpin misa), plus tongkat gembala keuskupan. Sedangkan Santa Claus adalah kakek tua bermantel salju merah.
Sinterklas juga tampil sebagai orang biasa yang dermawan. Sedangkan Santa Claus dikisahkan sebagai ”kakek” sakti yang bermarkas di Kutub Utara, lalu terbang keliling dunia dengan kereta yang ditarik rusa.
Di Amerika, tambah dia, Sinterklas telah berubah menjadi ”tenaga pemasaran” yang menganjurkan konsumsi berlebihan di masa Natal. Tidak heran. Sebab, karakter Santa Claus yang dikenal seluruh dunia selama ini sesungguhnya merupakan hasil rekayasa Haddon Sundblom, manajer humas Coca-Cola. ”Figur itu dibuat untuk keperluan iklan Coca-Cola pada 1931-1964,” tandasnya.

Bukan Tradisi Gereja
Gereja, tutur Romo Eko, tidak keberatan dengan adanya Santa Claus atau Sinterklas yang memiliki bentuk fisik yang berbeda dengan Santo Nicholas. Namun, menurut dia, akan lebih baik jika umat tidak membiasakan tradisi tersebut di dalam gereja. ”Secara tradisi, Santa Claus atau Sinterklas tidak berhubungan langsung dengan kelahiran Yesus Kristus. Terus kenapa harus dipertahankan?” ucapnya.
Hal serupa diungkapkan oleh Pendeta Djusianto, salah seorang pendeta di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Residen Sudirman. Menurut dia, tradisi Sinterklas meski terlihat baik bagi anak-anak akan lebih baik jika tradisi seperti itu tidak dilakukan di dalam gereja. ”Selain tidak ada hubungannya secara langsung dengan Yesus, dia juga bukanlah tradisi asli Indonesia,” ujar Djusianto.
Memang, kisah Santa Claus atau Sinterklas punya sisi baik yang bisa diperoleh anak-anak. Misalnya, seseorang harus menjadi baik agar mendapatkan hadiah dari Sinterklas dan lain-lain. ”Namun, seharusnya umat Kristen diajari bahwa hadiah terbesar di hari Natal adalah kedatangan Yesus Kristus itu sendiri,” tegasnya.
Romo Eko menambahkan, ironis bahwa pada zaman ini, Santa Claus lebih senang berada di mal sambil memangku dan mengelus anak-anak orang berada ketimbang menolong orang yang kekurangan. ”Padahal, jika Santo Nicholas yang asli hidup di Indonesia, sangat mungkin dia memilih diam-diam mendatangi barak-barak pengungsi korban konflik, bencana alam, dan orang-orang yang lebih membutuhkan,” tambahnya.
Dalam perayaan Natal tahun ini, ujarnya, tepat bagi umat untuk melakukan demitologi atas sosok Sinterklas, untuk kembali meneladani Santo Nicholas dalam hal kemurahan dan kepeduliannya terhadap sesama yang kurang beruntung. ”Bukankah itu juga makna kedatangan bayi Yesus yang sesungguhnya?” ujarnya.

What is it FIRST ?

Ada orang bilang, waktu pacaran tolong buka mata besar-besar, setelah menikah harap tutup sebelah mata, apa artinya kalimat ini? Artinya sewaktu pacaran, masih ada kesempatan mengganti pacar seandainya tidak cocok, namun apabila seteleh menikah, yang tidak cocok itu harus mau tidak mau dicocokkan, slah sendiri karena ngak milih dengan jeli Di gereja-gereja tertentu dibuat peraturan bahwa pasangan yang mengikuti kelas konseling pra-nikah, pasnagan itu tidak boleh menentukan hari pernikahan atau memesan restoran untuk pesta terlebih dahulu, sebab kalau di tengah pelajaran konseling ternyata mereka merasa tidak cocok, masih ada kesempatan untuk membatalkan pernikahan itu. Apa gunanya, kalau sang pendeta memberkati pasangan yang bertengkar terus, hal ini akan menjadi penderitaan seumur hidup kita, sebab kekristenan tidak mengenal perceraian.

Pasangan pernikahan yang serasi itu tidak berarti di dalam rumah tangganya bebas dari pertengkaran; justru ada orang bilang pertengkaran itu merupakan bumbu di dalam keluarga, asalkan tidak ringan tangan, artinya tidak memakai pukul memukul. Itulah sebabnya diperlukan hikmat untuk menempatkan pertengkaran itu pada situasi dan kondisi yang tepat. Ada seorang rekan saya menganjurkan bahwa apabila suami isteri bertengkar harus diperhatikan fokus dan konteks persoalannya, jangan mencampuri hal-hal yang di luar konteks, jadi konsisten pada topiknya Misalnya kalau yang dipermasalahkan adalah maslah A jangan mengungkit-ungkit masalah B apalagi masalah B itu sudah terjadi tiga bulan yang lalu. itu artinya di luar konteks.

Kadang hanya karena komunikasi yang mendeg, salah pengertian, cemburu buta, telah menciptakan reaksi yang menggemparkan, hal semacam ini harus diwaspadai oleh keluarga-keluarga Kristen. Saya coba menawarkan sebuah akronim untuk menggambarkan tentang cinta kasih seorang cowok terhadap cewek dan sebaliknya. Dengan singkatnya jadikan pasangan anda itu the F I R S T.

1. F = Faith
2. I = Inisiatif
3. R = Relationship
4. S = Sharing
5. T = Talking


F = Faith
Jurus ini mau tidak mau dikeluarkan juga, soalnya kalau seseorang asal comot mencari pacar, cukup sulit juga nantinya. Apalagi dari tadi kita udah bilang orang yang pacaran itu bukan suatu kegiatan mainan, sebab risikonya cukup besar, buktinya ada yang stress, depresi berat dan bunuh diri gara-gara pacaran. Nah, pilihlah yang beriman, artinya yang takut akan Tuhan. Seorang yang memiliki pacara yang takut Tuhan bakal aman, sebab ia bakal dipercaya walaupun berpisah lama. Namun bukan itu tujuannya, yang paling penting kalau imannya sungguh-sungguh pada Tuhan, maka segala persoalan hidupnya bakal ada jalan keluar, walaupun prosesnya tidak lancer.

I = Inisiatif

Inisiatif itu penting, sebab mereka yang berpacaran tidak sedang berpacaran dengan patung, yang dihadapi adalah manusia yang hidup memiliki akal pikiran dan perasaan. Yang dimaksud dengan inisistif di sisni adalah satu dengan pasangannya senantisa berusaha menjadi yang terbaik bagi pasangannya. Tidak memerlukan aba-aba atau keluhan, setiap kebutuhan yang diperlukan oleh pasangannya sudha dipantau jauah-jauh hari dan selalu berusaha untuk membantunya memperlengkapi dan mencukupi apa yang dibutuhkan. Bayangkan saja kalau si cowok dan cewek slaing memperhatikan, pastilah tidak ada tempat untuk menerima perhatian dari luar. Namun seandainya satu dengan yang lain tanpa inisiatif sama sekali, tentunya merka bakal mendapat perhatian dari yang lain, inilah yang sering kali menjadi penyebab tersayatnya cinta kasih itu, yang paling penting adalah kalau ada kekeliruan harus dijelaskan dari hati-kehati, bukan dengan kemarahan yang tidak terkontrol.

Pada zaman dinasti T'ang ; tersebutlah seorang pemuda yang bernama Wang III. Ia merupakan seorang pemuda desa yang bodoh. Suatu hari istrinya menyuruh Wang III membeli sebuah sisir. Karena takut sang suami lupa maka ia menunjuk bulan yang berbentuk sabit di langit dan berkata "belikan aku sebuah sisir, tetapi bentuknya harus sama seperti bulan itu. "

Beberapa hari kemudian, tibalah bulan purnama. Wang III ingat kembali apa yang di pesan sang istri. Maka iapun pergi membeli sebuah cermin yang berbentuk bulat sesuai dengan bentuk bulan.

Ketika sang istri melihat cermin itu, betapa kagetnya dia dan cemburu, lalu ia berlari pulang ke rumah orang tuanya dan berkata "Suami saya rupanya sudah main serong dengan seorang perempuan lain." Sang ibu mertua melihat ke cermin dan sambil mengeluh kemudian berkata " Seharusnya ia memilih seorang wanita yang muda ! Mengapa ia mengambil perempuan yang tua dan jelek ini ?"

Ketika seseorang merasa pasangan anda kurang berinisiatif untuk memperhatikannya, bahkan sekarang perhatiannya ditujukan pada orang lain, maka perlu diselesaikan dari hati-ke hati, tidak seperti cerita di atas yang cara penyelesaiannya dengan membabi buta.

R = Relationship

Menjalin hubungan termasuk yang sangat penting juga dalam pacaran, sebab melalui relasi ini, satu dengan yang lain dapat saling mengenal lebih dalam lagi. Agak sulit kalau pada jaman dulu orang berpacaran dengan jarak jauh, selain jaraknya jauh, merka juga tidak ada terjalin hubungan. Jadi boleh dibilang satu dengan yang lain tidak saling kenal. Nah, yang saling kenal ini kemudian bakal menikah, dan mereka hidup di dalam satu atap. Latyar belakang keluarga, pendidikan, karakter , sifat dan sebagainya semua beda, maka tidak heran kalau ada perang dunia.

S = Sharing

Yang namanya berbagi menuntut sikap memberikan diri dan juga mendengarkan pasangan anda, tatkala menjalani hidup bersama semestinya kita peka terhadap pasangan tersebut. Selain itu juga penuh pengertian memahami orang lain. Pada waktu berpacaran yang kita temukan adalah segala kebaikan, namun apabila sudah menikah keburukan itu muncul. Mulai dari yang negatif, ketidak rapian, kurang tertib, jorok dan sebagainya. Itu sebabnya ada orang mengatakan kepada kita apabila belum nikah buklah mata lebar-lebar, namun setelah menikah mesti tutup sebelah mata.

Berbagi juga berarti saling menanggung kesulitan atau persoalan, sehingga tercipta adanya saling pengertian. Kita yang berasal dari keluarga, latar belakang yang berbeda, tradisi yang tidak sama, apabila hendak dipersatukan tentu menimbulkan berbagai kesulitan, untuk itu dibutuhkan saling pengertian, dan saling mengalah; sungguh indahnya pacaran yang demikian.

4. T = Talking (Berkata)

Saling berkomunikasi sangat penting di dalam hubungan suami isteri. Kehidupan di dunia yang begitu keras yang mengharuskan suami-isteri bekerja, sering kali kita kehilangan komunikasi. Sewaktu berpacaran mungkin berkomunikasi via telpon berjam-jam tidak masalah, surat menyurat sampai panjang lebar dan segudang, namun setelah menikah hal itu tidak kita lakukan lagi. Komunikasi dipentingkan selain menjaga kita agar tetap dekat, kita juga akan tetap memperhatikan satu dengan yang lain.

Kegagalan di dalam komunikasi ditandai dengan seringnya menghindari diri berkomunikasi, misalnya trauma kalau ntar ngomong jadi bertengkar atau menyakiti hati, lalu pacarannya menjadi ngajak nonton, ngajak jalan dan makan-makan. Sehingga akhirnya sudah berpacaran bertahun-tahunpun tidak sanggup mengenal lebih dlam tentang pasangannya. Masalahnya akan menjadi besar tatkala merka bermaksud menikah, waktu itu kebobraokan masing-masing baru terbongkar.

Sebenarnya Komunikasi itu tidak harus melalui kata-kata, kadang senyum, gerakan, peragaan dan sebagainya termasuk komunikai. Seorang cewek yang pada waktu cuci piring kedengarannmya seperti dibanting, kita tahu dia lagi emosi, nah kalau sadar lagi emosi, maka harus cepat-cepat menegndalikan diri. Pakailah pikiran yang diberikan Tuhan untuk menguasai emosi kita, jangan terbalik, sehingga emosi yang menguasai pikiran kita.

Seorang suami yang baru selesai bertengkar dengan isterinya memutuskan untuk tidak mau saling menyapa. Pagi-pagi sang suami telah berangkat ke kantor dan sekarang dilakukan tanpa pamit pada isterinya. Malam sehabis makan, ia langsung masuk ke kamar dan tidur, demikian yang dilakukan suami setiap hari. Sementara itu isterinya juga tidak mau menyapa suaminya, baginya yang penting ia sudah menyediakan makanan untuk suaminya, dan itu sudah cukup
Suatu malam, karena keesokan harinya, si suami harus berangkat ke kantor lebih pagi, maka ia cepat-cepat pergi tidur. Namun sebelumnya, ia terlebih dahulu menulis di secarik kertas satu kalimat yang berbunyi "Ma, besok pagi jam 05.00 bangunkan saya ya..." Salam Papa. Lalu ia meletakkannya di atas meja dan tertidurlah pulas.

Keesokan paginya, si suami bangun jam 08.00, itu berarti ia terlambat tiga jam. Ia marah sekali, sebab isterinya tidak membangunkan dia. Tetapi ketika ia turun dari tempat tidur, ia melihat secarik kertas, tetapi bukan tulisannya yang kemarin, melainkan tulisan isterinya yang berbunyi "Pa, pa bangun, sekarang sudah jam 05.00, nanti engkau terlambat? Salam Mama. Dari cerita di atas, kita dapat memetik pelajaran bahwa, gengsi, telah berakibat fatal.

Seandainya kita komitmen untuk menjadikan pasangan kita the FIRST, maka satau dengan yang lain tidak perlu saling ngotot, bayangkan saja kalau satu dengan yang lain saling mengalah. Jika anda punya pacar saat ini, yakinkan dia juga mebaca tulisan ini, sehingga adanya keseimbangan, anda tidak hanay mempraktekkanya sendirian, pasangan anda juga mempraktekkannya. Sungguh asyik pacaran bukan !

Campur tangan orangtua dalam berpacaran

Ada ortu yang yang tidak mau tau terhadap pergaulan anak-anaknya, ia berkata jaman sekarang adalah jaman modern, biarlah anak-anak menentukan masa depan sendiri. Kalimat yang diucaopkan ini boleh benar, boleh juga tidak, mengapa? Sebab ortu yang beginian diangga[p ortu jaman sekarang, yang mengerti sekali anak anak-anaknya, namun dipihak lain, ortu yang demikain adalah ortu yang kurang bertanggung jawab.
Memang kalau kaum muda ynag tinggal bersama ortu, paling sedikit pacaran anda masih terpantau, walaupun mungkin ortu anda sibuknya seabrek. Dibanding mereka yang sekolah di ibu kota bahkan di Luar Negeri. Meraka semua terlepas dari pantauan ortu, mau melakukan apa saja ngak maslah, dan tidak ada yang melarang. Kalau bersam,a ortu , untuk pergi menonton misalnya, mestui lapor pada ortu dan waktu pulangnya juga sudah ditetapkanm, tidka boleh melewati jam 22.00 malam misalnya, namun yang tinggal kost di ibu kota atau Luar Negeri, mau jungkir baklik, pulang malam ataupun ngak pulang , tidak ada yang peduli. Bayangin sja, tentu risikonya lebih besar kalau tanpa ada keterlibatan ortu sama sekali.

Saya yakin semua ortu itu sayang pada anak-anaknya, merka tidak bakal menjerumuskan anak-anaknya pada hal-hal yang keliru atau kesengsaraan. Tadi di depoan kita sudha menyinggung bahwa orang yang jatuh cinta itu kadang matanya dibutaain oleh cinta, oleh sebeb itu tugas ortu untuk memelekkannya. Memang ada ortu yang punya motivasi jelek, kalau pacar anaknya orang kaya, maka semuanya tidak dipersoalkan, rasanya lancar seperti jalan toll. Namun kalau sang pacar itu kere, mobil tak punya, seda motornya juga sudah butut, nah ini, surat ijinnya sulit sekali keluar. Banyak sekali prosedurnya. Kadang karena masalah kekeyaan ini, banyak orang tua juga tertutup matanya oleh uang itu, sehingga mengambil keputusan yang konyol, membuat si anak sengsara didalam perkawinannya.

Di lain pihak kaum muda yang sedang asyik berpacaran itu , sudah lupa segalanya. Sering kali ia tidak menemukan kejelekkan dari pasangannmya, karena begitu kuatnya kekuatan cinta, telah membuat apa saja yang dilakukan oleh pacarnya itu selalu baik. Nah, kadang untuk hal ini sering terjadi pertengkatan antara anak dan ortu. Pacar yang suka bohong, masih dibela-belain, ngak apa-apalah , demi kesenangan kita, ortu dibohongin pun ngak soal. Bayangin aja, baru aja dalam tahap pacaran, sang calon mertua pun udah berani dibohongi, itu sebabnya jangan heran ntar kalo udah nikah, sang isteri akan dibohongi juga, siapa takut!!. Bagi pria perokok dan pecandu Alkohol dan diskotik, apabila sang wanita yang sudah kebelet cinta ama dia, masih bela-belain, ngak apa-apa sesekali minum asal ngak sampe mabok, lagi pula yang diminum itu hanya beer yang ngak bakalan bikin mabok. Nah setelah menikah, apa yang terjadi, tahu sendirilah.

Saya pernah mendengar kesaksian seorang ibu dua anak, dia katakan bahwa sewaktu pacaran suaminya itu memang sudah mempunyai sifat buruk, selain merokok, Alkohol juga sering ke diskotik. Masih untunglah kalo berjudi ia tidak suka. Namun sesudah menikah apa lacur, si suami makin menjadi-jadi, hampir setiap malam minggu perginya minum dan diskotik, mula-mula sang isteri diajak, namun karena udah punya anak maka tidak diajak lagi. Sering kali pulang dengan mabuk tak menentu, dan suka main tangan memukul sang isteri. Berkali-kali terjadi hal ini, hingga akhirnya sang suami punya WIL (Wanita Idaman Lain = simpanan), barulah dengan keberanian dan terpaksa si isteri minta cerai, walaupun kedua putra semata wayang itu harus dipelihara oleh pihak suami, ia tidak persoalkan lagi, ia tidak tahan di madu. Inilah akibatnya, karena mata orang yang sedang dilanda asmara cinta itu buta.

Sekali lagi kita tidak dapat mengabaikan peranan ortu dalam hal pacaran anak-anaknya, walaupun saya tidak setuju kalo orang tua mesti memaksakan kemauan mereka untuk anaknya, sebab yang pacaran kan bukan ortu. Sangat heran sekali, ortu itu kadang memilki insting yang melebihi anak-anak muda, mereka seakan-akan sudah mengetahui masa depan anak-anaknya, walaupun tidak semuanya benar, itu sebabnya restu ortu jangan diabaikan. Kadang juga pilihan dan persetujuan ortu itu bisa salah, kemungkinan besar karena kepandaian dari sang pacar bermain sandiwara sehingga mengelabui si ortu. Nikah itu diperhitungkan oleh semua orang secara umum adalah satu kali, walaupun ada orang yang berkali-kali; oleh karena hanya satu kali maka perlu memilih dan menyeleksi yang terbaik, makanya campur tangan orang yang lebih tua apalagi ortu kita, dijamin tidak merugikan. Permisi Tanya ya? Loe pacaran udah direstyui ortu belon? Atau masih sembunyi-sembunyi? Yang sembunyi-sembunyi, percayalah suka-cita dan damai sejahteranya pasti terganggu.

Suatu malam di bulan Desember


Mungkin dulu bersentuhan dengannya adalah suatu hal yang sangat mustahil
Mungkin dulu berbicara dengannya adalah suatu hal yang langka.
Mungkin dulu memandang wajahnya adalah suatu hal yang tabu
Mungkin dulu semua apapun tentangnya akan terasa sangat mustahil
Sekarang memang itu agak sedikit berbeda.
Sekarang memang agak sedikit berubah.
Sekarang berbicara dengannya aku anggap biasa
Sekarang bertatapan dengannya aku anggap biasa
Berubah memang.
Tapi ada satu hal yang tidak pernah berubah.
Dari sejak beberapa tahun yang lalu masih sama.
Dulu aku begitu naif
Dulu aku begitu bodoh
Dulu aku begitu dibutakan
Sekarang aku sudah mengerti’
Sekarang aku sudah dewasa
Sekarang aku sudah membuka mata
Kalau semua itu tak pernah ada walaupun besarnya pengorbananku
Mungkin hanya di anggap angina lalu
Atau mungkin sebagai tempat persinggahan di saat bosan melanda
Aku melihatnya begitu jelas
Tapi dia tak pernah melihatku sedikitpun
aku hanya tahu dari cerita orang pendapatnya.
Yang membuat aku hampir membencinya
Tapi ternyata aku tidak sepenuhnya membencinya
 Aku mau menyerah karena aku lelah
Aku lelah tidak di ‘lihat’
Aku lelah tidak di anggap
Aku lelah hanya sebagai tempat persinggahan
Aku lelah untuk menerka-nerka apa sebenernya yang dia inginkan.
Waktu yang aku gunakan untuk menunggu selama beberapa tahun belakangan biarlah aku simpan
Mungkin suatu saat akan bisa ku jadikan pengalaman untuk di masa yang akan datang
Biarlah aku menjadi penunggu bulan.
Sekarang sudah saatnya aku harus sadar.
Tidak semua memang yang  kita inginkan bisa menjadi milik kita.
Aku harus mengerti itu.
Berhenti untuk berusaha.
Sekarang aku tahu , mungkin ini saatnya aku belajar menghargai apa yang seharusnya aku hargai.
Aku tidak membencinya
Aku tidak melupakannya.
Yang aku lakukan hanya berhenti untuk berharap.
Semakin lama aku semakin mengerti
Begini rasanya menunggu sesuatu yang tak tidak pasti dan kecewa.