RSS

Suatu malam di bulan Desember


Mungkin dulu bersentuhan dengannya adalah suatu hal yang sangat mustahil
Mungkin dulu berbicara dengannya adalah suatu hal yang langka.
Mungkin dulu memandang wajahnya adalah suatu hal yang tabu
Mungkin dulu semua apapun tentangnya akan terasa sangat mustahil
Sekarang memang itu agak sedikit berbeda.
Sekarang memang agak sedikit berubah.
Sekarang berbicara dengannya aku anggap biasa
Sekarang bertatapan dengannya aku anggap biasa
Berubah memang.
Tapi ada satu hal yang tidak pernah berubah.
Dari sejak beberapa tahun yang lalu masih sama.
Dulu aku begitu naif
Dulu aku begitu bodoh
Dulu aku begitu dibutakan
Sekarang aku sudah mengerti’
Sekarang aku sudah dewasa
Sekarang aku sudah membuka mata
Kalau semua itu tak pernah ada walaupun besarnya pengorbananku
Mungkin hanya di anggap angina lalu
Atau mungkin sebagai tempat persinggahan di saat bosan melanda
Aku melihatnya begitu jelas
Tapi dia tak pernah melihatku sedikitpun
aku hanya tahu dari cerita orang pendapatnya.
Yang membuat aku hampir membencinya
Tapi ternyata aku tidak sepenuhnya membencinya
 Aku mau menyerah karena aku lelah
Aku lelah tidak di ‘lihat’
Aku lelah tidak di anggap
Aku lelah hanya sebagai tempat persinggahan
Aku lelah untuk menerka-nerka apa sebenernya yang dia inginkan.
Waktu yang aku gunakan untuk menunggu selama beberapa tahun belakangan biarlah aku simpan
Mungkin suatu saat akan bisa ku jadikan pengalaman untuk di masa yang akan datang
Biarlah aku menjadi penunggu bulan.
Sekarang sudah saatnya aku harus sadar.
Tidak semua memang yang  kita inginkan bisa menjadi milik kita.
Aku harus mengerti itu.
Berhenti untuk berusaha.
Sekarang aku tahu , mungkin ini saatnya aku belajar menghargai apa yang seharusnya aku hargai.
Aku tidak membencinya
Aku tidak melupakannya.
Yang aku lakukan hanya berhenti untuk berharap.
Semakin lama aku semakin mengerti
Begini rasanya menunggu sesuatu yang tak tidak pasti dan kecewa.

0 komentar:

Posting Komentar