RSS


Too Much Love Will Kill You
 
 
Bilang sayang sama pacar memang penting. Karena walaupun sudah sama-sama tahu, rasanya tetap menyenangkan saat ada yang bilang sayang sama kita. Eits, tapi ternyata kebiasaan bagus ini harus direm dan dibatasi, lho, karena keseringan bilang sayang ada efek sampingnya!
  • Kata-kata sakti itu akan kehilangan maknanya. Saking seringnya kita mengatakan hal ini, kalimat ini akan jadi sama biasanya dengan kalimat lain seperti: “sudah makan, belum?” atau “kamu lagi ngapain?” Nggak mau kan kalimat sepenting ini jadi ordinary.
  • Perasaan kita sendiri juga akan jadi rancu. Kalau kita bilang sayang di setiap kesempatan, lama-kelamaan kita nggak akan ngeh lagi sama apa yang sebenarnya kita rasakan ke pacar. Karena omongan tadi sudah lebih jadi kebiasaan dibanding luapan perasaan.
  • Kata-kata ini bisa jadi bumerang buat kita juga, lho. Niatnya mau bikin pacar makin nempel, hasilnya malah pacar kabur menjauh. Kenapa? Soalnya pacar akan merasa overwhelm sama ungkapan perasaan kita yang terus menerus yang akhirnya bakal bikin dia freak out dan meninggalkan kita.
  • Saat ada momen-momen spesial, kita nggak punya lagi hal yang sama spesialnya untuk dikatakan, karena kata-kata ini sudah kita umbar setiap harinya.
Kita bakal kehilangan senjata andalan. Kalau dulu bisa merayu pacar ngabulin permintaan kita dengan bilang sayang, sekarang sudah nggak bisa lagi saking seringnya dipakai.


 
4 TAHAP PACARAN
 
 
Sering mendengar ungkapan “I Love you today, tomorrow, and forever”? Wah, sepertinya kalimat cinta itu punya makna yang sangat dalam, ya? Padahal kenyataannya menjalani sebuah hubungan dengan pacar nggak semudah mengucapkan kata-kata cinta.

Ada banyak tahapan yang harus kita lalui, mulai dari pedekate sampai pacaran dengan si Dia. Mulai dari sekadar naksir, sampai akhirnya merasa dia lah soulmate yang selama ini kita cari. Dari beberapa tahap pacaran ini, ada di manakah kamu?
  1. The Start. Di sinilah waktunya kita merasakan “butterfly effect”. Hati berdebar saat melihat gebetan lewat di depan kelas. Dan rasanya ingin terus menerus ketemu dia saat istirahat atau pulang sekolah.
  2. Passion. Tahap ini setingkat lebih tinggi dari sekadar ingin ketemu. Kita sekarang ingin sekali jadian sama dia. Bahkan saat ada di kondisi ini, bisa jadi kita tutup mata dengan segala kekurangan di dia.
  3. Illusion. Yeaayy! Akhirnya kita jadian sama si dia. Di sini kita mulai saling mengenal satu sama lain. Itu artinya, hubungan kita dengannya mulai dibumbui dengan pertengkaran-pertengkaran kecil yang (bisa jadi) memupus impian kita akan sesuatu hubungan yang sempurna. Kalau kita bisa melewati tahap ini, biasanya hubungan pacaran kita lebih awet. Bisa dibilang inilah tahap yang paling sulit untuk dilalui.
  4. Friendship. Sudah sampai tahap ini? Selamat, ya! Karena di sini kita dan pacar bisa bersikap layaknya sahabat. Bisa saling mendengar dan mengerti satu sama lain. Ini bisa membuat hubungan pacaran ini jadi lebih kuat dan penuh toleransi.

5 KATEGORI TEMAN
 
 
Ternyata teman itu ada bermacam jenisnya. Semua tergantung dari bagaimana hubungan kita dengan mereka. Nah, setidaknya ada 5 kategori teman yang kita miliki, nih.

Kenalan:  Saking hobinya gaul sana-sini, kita jadi punya banyak kenalan. Hehehe…Yup, tipe ini merupakan tingkatan paling dasar dalam berteman. Biasanya, jumlahnya cukup banyak dan berasal dari berbagai kalangan. Meskipun nggak kenal dekat dan jarang bertemu, jangan berlaku seenaknya dengan mereka. Bersikap sombong atau malah sok akrab, itu sama nggak oke-nya. Dari kenalan, wawasan dan pengetahuan jadi makin luas.

Frienemy: “Temenan sih, tapi agak-agak gitu, deh.” Komentar seperti ini nggak jarang kita dengar. Meskipun berteman, tapi ada yang mengganjal antara kita dan sobat. Jeleknya adalah suka saling ngomongin di belakang, atau malah jadi backstabber. Makanya, pertemanan seperti ini mesti dihindari!

Teman main: Mereka kawan yang asyik untuk diajak seru-seruan. Tapi, selain bercanda atau jalan bareng, kita belum terlalu dekat dengan mereka. Makanya, kalau lagi sedih atau galau, kita nggak bisa curhat sama mereka. 

Sobat: Kita cukup dekat dengan mereka, karena sering menghabiskan waktu bareng. Dari mulai menjalankan hobi, bergaul sampai curhat-curhatan. Bisa dikatakan, kita dan sobat juga sudah mengenal satu dengan lainnya. Saat kita susah, mereka pun ada untuk kita.

BFF: They are the “VIPs” in our life. Sahabat dekat ini adalah orang yang sangat penting dalam hidup kita. Biasanya, jumlahnya hanya 1-2 dan mendapatkannya nggak mudah. Salah satu syarat untuk menjadi BFF adalah jika pertemanannya sudah lama, minimal sekitar 3 tahunan. Selain sangat dekat dan saling berbagi rahasia, dengan BFF kita juga merasa sangat nyaman menjadi diri sendiri.

 
CINTA DAN BENCI BEDA TIPIS
 
Setiap ada dia, bawaannya langsung bete. Nggak kehitung deh, seringnya kita beradu argumen sama cowok itu. Kata orang-orang, sudah kayak kucing sama anjing. Hmm... hati-hati, rasa sebal bisa berubah jadi naksir. Nah, lho!

Kok sering berantem bisa bikin jadi suka, sih?
  • Dengan “rajin” berantem, otomatis jadi sering berinteraksi sekalipun nggak ada perlunya.
  • Perasaan kesal, sebal atau benci membuat kita jadi sering mikirin dia.
  • Biasanya, orang akan lebih memperhatikan tindak-tanduk musuhnya. Saat kita menjadikan cowok itu sebagai musuh, maka kita akan lebih intens mengawasinya.
  • Sekalinya dia menunjukkan sisi baik, akan lebih berkesan untuk kita.
  • Opposite attraction. Banyak buktinya, bahwa orang yang sangat berlawanan justru menganggap lawan mereka menarik.

Tanda-tanda kita naksir sama musuh
  • Selalu ada saja bahan untuk diributin. Entah kita yang cari masalah, atau dia yang mulai duluan.
  • Kalau dia nggak masuk, kita merasa ada sesuatu yang kurang.
  • Sering membahas tentang si musuh sama teman-teman. 
  • Bete melihat dia ngobrol akrab sama cewek lain.
  • Makin sering kepikiran tentang dia. Alibinya adalah karena kita kesal banget sama orang itu.
  • Berantem sama dia bikin kita lebih semangat.

 
SOBAT SOK TAHU
 
Sebenarnya sobat kita ini sangat baik, karena dia selalu berusaha memberitahu kita hal yang (dianggapnya) benar. Sayang, sikapnya ini terlalu berlebihan sehingga memberikan kesan sok tahu. Bahkan dia tidak memberikan kesempatan pada kita untuk memberikan pendapat karena dia merasa ucapannya yang paling benar. Kalau sudah mulai kesal, saatnya kita untuk memberinya sedikit pelajaran.
  • Abaikan. Yap, inilah cara simpel, tapi efektif untuk mendiamkan mulut sobat kita. Begitu dia mulai membicarakan hal-hal nggak penting atau menyuruh kita melakukan sesuatu, diamkan saja. Selain ini bikin dia kapok, sikap cuek ini juga bikin kita terhindar untuk adu mulut atau debat kusir dengan si sobat.
  • Tegur secara langsung. Jika kita memang nggak meminta pendapatnya atau kesal disalahkan terus, langsung saja sampaikan ke sobat. Katakan kalau kita juga tahu apa yang terbaik untuk kita, jadi dia nggak perlu memaksakan pendapatnya.
  • Buktikan kalau kita nggak kalah pintar. Rajinlah baca browsing internet atau melihat berita sehingga kita pun tahu informasi terbaru. Nah, begitu sobat mulai bercuap-cuap, perlihatkan kalau kita pun punya pengetahuan yang sama atau bahkan lebih daripada dia.
  • Tunjukan kesalahannya. Bukannya kita berniat mencari-cari kesalahan sobat atau bikin dia malu. Tapi, dengan sesekali menunjukan kalau dia pernah berbuat salah, maka sobat pun akan sadar bahwa dia nggak selalu benar setiap saat

SAHABAT LABIL
 
 
Punya sobat macam ini, memang bikin bingung. Gimana, nggak? Ia senang sekali berubah pikiran. Lima menit yang lalu, ngajakin nonton. Ehh… begitu sampai di loket bioskop, tiba-tiba nggak mood dan pengin karaoke. Itu baru kasus ringan! Dalam hal perasaan, dia juga kerap labil. Alhasil, kita yang jadi tempat curhat, ikut bingung harus kasih solusi apa. Hmm, gimana ya, caranya menghadapi sobat labil begini?

Arahkan Apa Maunya
Biasanya, sobat nggak bisa membuat keputusan karena ia sendiri nggak tahu apa yang paling ia inginkan. Makanya, kepala sobat pun dipenuhi banyak pilihan. Nah, untuk meringankan bebannya, ajak ia menyortir lagi pilihan itu. Misalnya dengan bertanya apa yang membuat sobat bingung atau membuat untung-rugi dari setiap pilihan yang ia punya.

Sebetulnya Nggak PeDe
Bisa jadi, sobat sebenarnya nggak percaya diri untuk membuat pilihan. Ia takut jika keputusannya salah atau nggak menyenangkan hati semua pihak. Beri kesempatan seluasnya ke sobat untuk memilih apapun yang ia suka. Dan tegaskan pula, bahwa kita sama sekali nggak keberatan dengan pilihan dia. Hitung-hitung, melatih sobat membuat pilihan juga, kan?

Kasih Batasan Waktu
Cara ini memang sedikit sadis, tapi cukup efektif di situasi yang sifatnya urgent. Jika sobat mulai labil, katakan ke dia bahwa kita memberinya kesempatan berpikir dengan waktu yang kita tentukan. Misalnya nih, sobat lagi bingung memilih baju ke pesta. Bilang saja ke dia, “Kalau setengah jam lagi kamu nggak siap, aku pergi duluan, ya!” Jangan lupa untuk mengucapkan ultimatum ini dengan nada tegas dan sopan.