RSS

Hukum Tuhan

Hukum Tuhan bukanlah sebentuk perintah Dan larangan seperti dalam ajaran beberapa agama terorganisir. Hukum Tuhan yang sebenarnya adalah Hukum Alam. Suatu hukum yang membuat semua yang Ada di alam semesti ini berfungsi sebagaimana mestinya.
Untuk mengetahui bagaimana hukum-hukum itu berfungsi, Kita dapat mengetahuinya dengan dua jalan, yaitu jalan sains Dan jalan spiritual. Pada titik tertentu dua jalan ini akan saling bertemu, saling melengkapi, Dan berkolaborasi. Dua jalan ini bisa digunakan untuk memahami Tuhan Dan hukum-hukumnya.
Tuhan meliputi segalanya Dan meliputi setiap makhluknya. Tidak Ada yang bisa lolos dari-Nya, bahkan barang sepersekian detik pun. Jika Anda menolak mematuhi Tuhan, Anda akan lenyap dengan segera Dan tanpa sisa. Harap dicatat bahwa Tuhan bukan pemberi hukum, tapi hukum itu sendiri.
Jika Kita melanggar hukum, maka tubuh Kita tahu bagaimana cara mematuhinya. Karenanya Kita masih hidup, masih bisa makan, masih bisa bernapas, masih bisa melihat, masih bisa mendengar, Dan masih mewujud manusia. Ini karena setiap sel dalam tubuh Anda patuh pada hukum Dan secara metafora bicara, “kami mematuhi-Mu.”
Jika tangan Anda tersayat pisau dapur, tangan Anda akan luka. Itulah hukum. Anda tidak bisa mengembalikan luka Anda melalui DOA-DOA Dan meminta ampun, sebab kerusakan telah menyelimuti luka di tangan Anda, kerusakan telah terjadi. Tidak Ada gunanya minta ampun.
Ajaran agama terorganisir tentang pahala Dan dosa adalah sebuah metafor. Maknanya adalah jika Anda mengikuti hukum Anda akan memperoleh kebaikan, tetapi sebaliknya jika Anda bertentangan dengan hukum, maka kerusakanlah yang Anda terima. Tuhan tidak Ada urusan dengan dosa maupun pahala.
Dalam kitab suci, Ada banyak perintah Dan larangan yang masuk akal, tetapi banyak pula yang tidak masuk akal. Anda harus memilihnya mana yang bermanfaat Dan mana yang tidak. Perintah Dan larangan yang tidak masuk akal adalah beban Anda Dan juga beban peradaban. Ingatlah bahwa ketika Anda ingin berlari cepat, maka segala beban harus dibuang.
Karena Kita adalah manusia yang merupakan bagian dari alam, maka yang Kita perlukan adalah hukum antara manusia dengan manusia Dan hukum manusia dengan alam. Ini yang penting. Hukum manusia dengan Tuhan bukan dalam jangkauan manusia.
Ketahuilah, tidak Ada perintah Tuhan untuk melakukan ritual tertentu atau larangan untuk melakukan hal tertentu. Hukum antar manusia adalah disepakati antar manusia, hukum antara manusia dengan alam adalah hasil pemahaman Kita tentang alam.
Orang Baduy di Banten yang primitif menghormati alam dengan melaksanakan pikukuh kabuyutan (tabu), orang modern menghormati alam lewat sains Dan hukum-hukum negara yang ramah lingkungan. Coba Anda teliti, mengapa orang Yahudi mengharamkan babi? Karena saat itu hidup mereka sangat bergantung pada pertanian. Setiap hama yang mengganggu harus dikendalikan, itulah filosofinya.
Tuhan tidak berfirman lewat orang kedua, orang ketiga, orang keempat, Dan seterusnya. Apalagi menetapkan hukum-hukum yang tidak masuk akal. Jangan percaya orang yang mengaku mendapat firman ini Dan itu. Lihat motif di belakangnya, apakah Ada motif harta, tahta, atau wanita.
Kita bisa jadi orang baik tanpa mengacu pada apa yang disebut ‘kalimat-kalimat tuhan’. Tentu saja Kita bisa mengambil pelajaran kebaikan dari pengalaman-pengalaman orang lain, seperti pada para nabi, orang-orang bijak, orang-orang lurus, atau yang lainnya.
Perintah Dan larangan Tuhan adalah sebuah metafor supaya Kita tetap dalam harmoni-Nya.


0 komentar:

Posting Komentar