Hukum
Tuhan bukanlah sebentuk perintah Dan larangan seperti dalam ajaran beberapa
agama terorganisir. Hukum Tuhan yang sebenarnya adalah Hukum Alam. Suatu hukum
yang membuat semua yang Ada di alam semesti ini berfungsi sebagaimana mestinya.
Untuk
mengetahui bagaimana hukum-hukum itu berfungsi, Kita dapat mengetahuinya dengan
dua jalan, yaitu jalan sains Dan jalan spiritual. Pada titik tertentu dua jalan
ini akan saling bertemu, saling melengkapi, Dan berkolaborasi. Dua jalan ini
bisa digunakan untuk memahami Tuhan Dan hukum-hukumnya.
Tuhan
meliputi segalanya Dan meliputi setiap makhluknya. Tidak Ada yang bisa lolos
dari-Nya, bahkan barang sepersekian detik pun. Jika Anda menolak mematuhi
Tuhan, Anda akan lenyap dengan segera Dan tanpa sisa. Harap dicatat bahwa Tuhan
bukan pemberi hukum, tapi hukum itu sendiri.
Jika
Kita melanggar hukum, maka tubuh Kita tahu bagaimana cara mematuhinya.
Karenanya Kita masih hidup, masih bisa makan, masih bisa bernapas, masih bisa
melihat, masih bisa mendengar, Dan masih mewujud manusia. Ini karena setiap sel
dalam tubuh Anda patuh pada hukum Dan secara metafora bicara, “kami
mematuhi-Mu.”
Jika
tangan Anda tersayat pisau dapur, tangan Anda akan luka. Itulah hukum. Anda
tidak bisa mengembalikan luka Anda melalui DOA-DOA Dan meminta ampun, sebab
kerusakan telah menyelimuti luka di tangan Anda, kerusakan telah terjadi. Tidak
Ada gunanya minta ampun.
Ajaran
agama terorganisir tentang pahala Dan dosa adalah sebuah metafor. Maknanya
adalah jika Anda mengikuti hukum Anda akan memperoleh kebaikan, tetapi sebaliknya
jika Anda bertentangan dengan hukum, maka kerusakanlah yang Anda terima. Tuhan
tidak Ada urusan dengan dosa maupun pahala.
Dalam
kitab suci, Ada banyak perintah Dan larangan yang masuk akal, tetapi banyak
pula yang tidak masuk akal. Anda harus memilihnya mana yang bermanfaat Dan mana
yang tidak. Perintah Dan larangan yang tidak masuk akal adalah beban Anda Dan
juga beban peradaban. Ingatlah bahwa ketika Anda ingin berlari cepat, maka
segala beban harus dibuang.
Karena
Kita adalah manusia yang merupakan bagian dari alam, maka yang Kita perlukan
adalah hukum antara manusia dengan manusia Dan hukum manusia dengan alam. Ini
yang penting. Hukum manusia dengan Tuhan bukan dalam jangkauan manusia.
Ketahuilah,
tidak Ada perintah Tuhan untuk melakukan ritual tertentu atau larangan untuk
melakukan hal tertentu. Hukum antar manusia adalah disepakati antar manusia,
hukum antara manusia dengan alam adalah hasil pemahaman Kita tentang alam.
Orang
Baduy di Banten yang primitif menghormati alam dengan melaksanakan pikukuh kabuyutan (tabu),
orang modern menghormati alam lewat sains Dan hukum-hukum negara yang ramah
lingkungan. Coba Anda teliti, mengapa orang Yahudi mengharamkan babi? Karena
saat itu hidup mereka sangat bergantung pada pertanian. Setiap hama yang
mengganggu harus dikendalikan, itulah filosofinya.
Tuhan
tidak berfirman lewat orang kedua, orang ketiga, orang keempat, Dan seterusnya.
Apalagi menetapkan hukum-hukum yang tidak masuk akal. Jangan percaya orang yang
mengaku mendapat firman ini Dan itu. Lihat motif di belakangnya, apakah Ada
motif harta, tahta, atau wanita.
Kita
bisa jadi orang baik tanpa mengacu pada apa yang disebut ‘kalimat-kalimat
tuhan’. Tentu saja Kita bisa mengambil pelajaran kebaikan dari
pengalaman-pengalaman orang lain, seperti pada para nabi, orang-orang bijak,
orang-orang lurus, atau yang lainnya.
Perintah
Dan larangan Tuhan adalah sebuah metafor supaya Kita tetap dalam harmoni-Nya.
0 komentar:
Posting Komentar