ternyata bangsa yahudi
itu bangsa yang sangat istimewa yaa..
setelah gw pelajari
sejarah dan tradisi bangsa itu , gw jadi ngerti dan kagum sama mereka..
mereka bener2 bangsa
kesyangan Tuhan.
mungkin nih yaaa, bangsa
yahudi melebihi negara adikuasa tapi bedanya kalo amerika di ekspos kekuatannya
sedangkan yahudi , mereka kekuatannya snagat tersembnyi tapi juga sangat
membahayakan..
orang2 pintar terlahir
dari bangsa yahudi , salah satunya Albert Einstein.
yang mnegubah dunia
dengan penmuannya itu.
ada satu prinsip mereka
yang gw sangat kagum dan gw pelajari, yaitu " KALAU INGIN MENGUASAI
DUNIA KUASAI LAH IDEOLOGI DAN MASYARAKATNYA"
you know what i mean?
yang gw pelajari dari
prinsip itu bukan menguasai dunianya tapi kalo gw artikan ke bahasa gw seperti
ini "KALAU INGIN MENJADI PEMENANG KUASAILAH PERMAINAN YANG SEDANG
DIMAINKAN DAN ATURANNYA"
kira2 seperti itu gw
mengartikannya, hal itu gw terapkan dalam "permainan" yang sedang
berlangsung saat ini.
ternyata secara tidak
langsung sebelum gw mempelajari sejarah bangsa yahudi gw sudah menerapkan
prinsip itu.
oke balik ke topik.
bangsa yahudi juga bangsa
yang sangat memegang teguh apa yang mereka anut.
gw bukan orang yang suka
noonton di depan tivi, mantengin tv ajaa, itu bukan gw banget .
tapi walaupun gw ga suka
nonton tivi tapi gw tau sedikit perkembangan dunia berita di luar sana,salah
satunya yahudi .
yang katanya , amerika
adalah sekutu mereka , dan oleh sebab itu banyak bangsa2 yang takut melwana
yahudi karena siapa sih yang berani menentang negara adikuasa itu.
mungkin klo yahudi dan
amerika disatuin ,mereka tak terkalahkan kali yaaa (prndapt gw lhoo !!!!)
dan gw bertanya2 kenapa
amerika dan yahudi bersekutu, dan setelah gw pelajari, yang gw tangkap kaya
gini, karena yahudi memiliki rahasia amerika , dan amerika sbgai negara
adikuasa ga mau dong rahasianya bocor (gw juga gatau rahasia apa).
dan satu lagi, waktu pra
calon presiden2 amerika kampanye mereka meminjam uang dari bangsa yahudi ,
sejak pemerintahannya bill clinton, bahkan katanya barack obama juga termasuk
lhoo,, oleh sebab itu amerika merasa berhutang kalii yaa sama yahudi jadi
mereka bekerja sama atau balas budi lah namanya.
dan mereka juga punya
tradisi hari besar mereka yang namanya ROSH HASHANAH.
ada 3 sih hari besarnya
tapi yang baru gw pelajari baru ROSH HASHANAH itu doang.
Tujuan hari raya ini
diungkapkan dengan satu kata yaitu “pengumpulan kembali” (regahering, Ing).
Karena hari raya ini mengajak semua orang Yishrael untuk kembali kepada iman
yang murni kepada Tuhan. Rosh ha Shanan mewakili hari pertobatan. Ini adalah
hari dimana Bangsa Yishrael mengambil persediaan kondisi spiritual mereka dan
membuat perubahan yang diperlukan untuk memastikan bahwa tahun baru yang akan
datang akan berkenan pada Tuhan.
Selama bulan Elul atau Tishri memiliki makna spiritual yang mendalam bagi orang Yishrael. Para rabbi menekankan bahwa dari tangal 1 Tishri sampai tgl 10 Tishri (jatuhnya Yom Kippur) merupakan hari persiapan rohani yang khusus. Hal ini didasarkan pada keyakinan bahwa selama bulan Elul atau Tishri, Moshe naik ke Bukit Sinai untuk memperoleh Loh Torah yang kedua dan dia turun pada saat Yom Kippur (Pirke De Rabbi Eliezer 46).
Dalam sinagog-sinagog, shofar (terompet dari tanduk domba) dibunyikan setiap hari untuk memberi peringatan orang beriman bahwa waktu untuk pertobatan telah tiba. Banyak kaum Orthodox Yahudi (Orthodox Jew) melakukan ritual penyucian diri dengan melakukan baptisan air (tevilah mikveh) untuk melambangkan pembersihan hati. Karena hari ini dipahami sebagai hari pertobatan maka suasana perayaan diliputi oleh suasana penyesalan diri, namun demikian selalu dengan sebuah harapan adanya pengampunan dosa oleh Tuhan. Dalam keluarga-keluarga tradisional Yahudi, petang hari saat jatuh Rosh ha Shanah dimulai dengan pesta perayaan makan malam dengan banyak hidangan khas (customary dishes,Ing). Setiap sinagog menghentikan aktivitas pelayanan petang hari saat jatuh Rosh ha Shanah namun keesokkan harinya akan dihabiskan dengan ibadah.
Liturgi, musik dan doa menekankan pengulangan tema pertobatan, kembali kepada Tuhan. Dikarenakan ini merupakan hari Shabat, maka seluruh kegiatan dan aktivitas seperti sekolah dan pekerjaan dihentikan untuk melaksanakan hari raya ini dengan benar. Pada keluarga Yahudi tradisional lainnya pada siang hari saat jatuh Rosh ha Shanah, mereka akan menghabiskan waktu untuk berada di pantai, aliran sungai untuk melaksanakan ritual kuno dengan nama Tashlik yang artinya “membuang”. Kata ini diambil dari Mikha 7:19, “Biarlah Dia kembali menyayangi kita, menghapuskan kesalahan-kesalahan kita dan melemparkan (taslik) segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut”. Untuk menghayati kebenaran yang indah ini, keluarga Yahudi biasanya melempar remukan roti atau membuang kerikil ke dalam air sungai dan menikmati janji Tuhan mengenai pengampunan-Nya.
Pada hari tersebut ditandai pula dengan saling mengirim kartu ucapan selamat Tahun Baru dengan isi doa dan harapan tentang berkat Tuhan. Kebiasaan yang nampak saat itu adalah peniupan shofar. Di sinagog, shofar akan dibunyikan dalam empat suara yang berbeda yaitu Tekiah (suara yang), Shevarim (nada terputus), Teruah (peringatan), Tekiah Gedolah (keras memekakan telinga dan panjang). Penggunaan shofar dalam Kitab Suci dan sejarah Israel kuno al., memuliakan raja, peringatan peperangan. Dengan peniupan shofar dalam konteks perayaan Rosh ha Shana adalah untuk “membangunkan”, suatu panggilan untuk melaksanakan hari raya.
Selain dikaitkan dengan tema pertobatan, hari raya ini dihubungkan juga dengan tema prophetik atau peristiwa yang akan datang. Banyak literatur para rabbi Yahudi menghubungkan Rosh ha Shanah dengan hari pengumpulan orang Israel dan orang-orang yang sudah mati dan Mesias akan menjadi perantara pengumpulan tersebut sebagaimana dituliskan dalam salah satu literatur Abad VIII Ms sbb: “Mesias Putra Dawid, Eli-Yah dan Zerubavel – damai atas mereka- akan turun di Bukit Zaitun. Dan Mesias akan memerintahkan Eli-Yah meniup shofar. Cahaya enam hari Penciptaan akan kembali dan terlihat, cahaya bulan akan seterang matahari, dan Tuhan akan mengirim kesembuhan sepenuhnya atas semua orang Israel yang sakit. Tiupan Eli-Yah yang kedua akan menyebabkan orang mati bangkit. Mereka akan bangkit dari dalam debu dan mengenali sesama mereka, suami dan istri mereka, ayah, anak, saudara dengan saudara. Seua akan datang kepada Mesias dari keempat pencuru bumi, dari timur dan barat, dari utara dan selatan. Anak-anak Israel akan terbang pada sayap burungrajawali menghampiri Mesias…” (Ma’ashe Daniel).
Seluruh detail dari Rosh ha Shanan menjadi lebih bermakna apabila kita hubungkan dengan pelayanan Yahshua Sang Mesias dan Kitab Perjanjian Baru. Banyaknya bukti dalam Kitab Perjanjian Baru, menuntun pada kenyataan bahwa Mesias lahir pada musim semi dan bukan pada musim dingin (Desember). Jika ini tepat maka kita dapat memperkirakan saat mana Yahshua memulai pelayanannya. Sebagaimana dicatat dalam Lukas 3:23, Yahshua berusia sekitar 30 tahun saat memulai pelayanannya, sehingga kita dapat meletakkan saat baptisan dan kotbah pertamanya pada musim semi tahun itu. Dengan mempertimbangkan kesamaan tema pada perayaan Rosh ha Shanah, tidakkah mengejutkan kita bahwa Yahshua dibaptis pada saat musim semi tahun itu yang jatuh pada Bulan Elul atau Tishri (Mat 3:13-17)? Mungkinkah ada kesamaan saat Yahshua digoda shatan di padang gurun selama empat puluh hari empat puluh malam (Mat 4:1-11)? Dan apakah pesan pertama Mesias setelah empat puluh hari penggodaan di padang gurun? Bukankah seruan, “Bertobatlah dari segala dosamu kepada Tuhan, karena Kerajaan Tuhan sudah dekat!”
Waktu terbaik mana lagi yang tepat bagi Mesias untuk memulai pelayanannya di bumi selain saat tahun baru yang memiliki makna spiritual, yaitu Rosh ha Shanah?Bukti-bukti sejarah ini menunjukkan bahwa bulan Elul atau Tishri merupakan waktu yang sempurna bagi persiapan untuk menyampaikan pesan agung rohani yang akan datang bagi Israel yaitu: Kembali pada Tuhan karena Mesias telah datang.
Rasul Paul pun menghubungkan karakteristik Rosh ha Shanah untuk menggambarkan pengangkatan orang yang percaya kepada Mesias di awan-awan sebagaimana dikatakan dalam 1 Tesalonika 4:16-18 sbb: “Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala (Tuhan) berbunyi, maka (Junjungan Agung) sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam (Mesias) akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong (Junjungan Agung) di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan (Junjungan Agung). Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini”.
Rosh ha Shanah pun dikaitkan dengan terkumpulnya Bangsa Yishrael yang terserak sebagaimana dinubuatkan dalam Yesha-Yah 27:12-13 sbb: “Maka pada waktu itu (YHWH) akan mengirik mulai dari sungai Efrat sampai sungai Mesir, dan kamu ini akan dikumpulkan satu demi satu, hai orang Israel! Pada waktu itu sangkakala besar akan ditiup, dan akan datang mereka yang hilang di tanah Asyur serta mereka yang terbuang ke tanah Mesir untuk sujud menyembah kepada (YHWH) di gunung yang kudus, di Yerusalem”. Yahshua Sang Mesias un telah menegaskan kembali nubuatan tersebut dengan mengatakan dalam Matius 24:30-31 demikian: “Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Dan Dia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain”. Demikianlah penjelasan Barney Kasdan yang memberikan keterangan berharga mengenai Perayaan Rosh ha Shanah.
Kembali kepada Wahyu 11:15-19, “Lalu malaikat yang ketujuh meniup sangkakalanya, dan terdengarlah suara-suara nyaring di dalam sorga, katanya: "Pemerintahan atas dunia dipegang oleh (Junjungan Agung) kita dan Dia yang diurapi-Nya, dan Ia akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya. "Dan kedua puluh empat tua-tua, yang duduk di hadapan (Tuhan) di atas takhta mereka, tersungkur dan menyembah (Tuhan), sambil berkata: "Kami mengucap syukur kepada-Mu, ya (YHWH, Tuhan), Yang Mahakuasa, yang ada dan yang sudah ada, karena Engkau telah menerima kuasa-Mu yang besar dan telah mulai memerintah sebagai raja dan semua bangsa telah marah, tetapi amarah-Mu telah datang dan saat bagi orang-orang mati untuk dihakimi dan untuk memberi upah kepada hamba-hamba-Mu, nabi-nabi dan orang-orang kudus dan kepada mereka yang takut akan nama-Mu, kepada orang-orang kecil dan orang-orang besar dan untuk membinasakan barangsiapa yang membinasakan bumi." Maka terbukalah Bait Suci (Tuhan) yang di sorga, dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu dan terjadilah kilat dan deru guruh dan gempa bumi dan hujan es lebat”.
Pembacaan Wahyu 11:15-19 memberikan peringatan kepada kita bahwa di akhir zaman, malaikat ketujuh akan meniup shofar dan disambut dengan pujian pengagungan serta pengakuan bahwa YHWH di dalam Yahshua Sang Mesias akan melakukan “Empat M” sbb:
1. Memerintah sebagai Raja atas bumi dalam dalam Kerajaan Seribu Tahun (Band. Why 20:1-7)
2. Menghakimi orang mati (Band.Why 20:11-15)
3. Memberi upah kepada hamba-hamba-Nya yaitu para nabi, orang-orang kudus dan semua yang takut akan nama YHWH, baik kaya miskin (Band.Why 21:1-7)
4. Membinasakan orang yang merusak bumi (Band.Why 21:1-7)
Marilah kita menjadikan perayaan Rosh ha Shanah 5770 atau 2009 sebagai momentum untuk mereklamasikan kembali karya YHWH di dalam Yahshua Sang Mesias, Juruslamat dan Junjungan Agung kita Yang Ilahi yang akan melakukan hal-hal ajaib atas dunia dan atas orang beriman serta orang fasik. Empat hal yang akan dilakukan Mesias Yahshua di akhir zaman sebagaimana dikatakan di atas, memberikan kekuatan baru dan fajar pengharapan bagi kita bahwa pada akhirnya beserta Tuhan, orang-orang benar akan mengalami kemenangan. Kemenangan karena orang-orang benar akan memerintah bersama Mesias dan akan menerima upah dari YHWH. Marilah kita rayakan pembukaan tahun Ibrani ini sebagai perayaan keadilan Tuhan yang akan dinyatakan atas bumi dan manusia.
Barangsiapa yang hari-hari ini mendapatkan ketidak adilan atau yang tidak kunjung beroleh keadilan karena penindasan pihak yang lebih berkuasa, baik secara ekonomi, sosial dan politik, janganlah gentar dan berputus asa. YHWH di dalam Yahshua Sang Mesias sedang dan akan menyatakan keadilan-Nya atas kita sekalian. Arahkanlah hati kita dan pikiran kita serta segenap hidup kita pada janji Tuhan.
Sebagaimana ciri atau karakteristik Perayaan Rosh ha Shanah disertai dengan waktu-waktu persiapan dan pertobatan, maka kita pun tidak mengabaikan aspek tradisional dan teologis yang terdapat dalam perayaan ini. Marilah kita pun melakukan instrospeksi diri dan memohon pengampunan kepada Tuhan atas dosa dan pelanggaran yang hari-hari ini telah kita lakukan pada Tuhan dan sesama. Setelah Rosh ha Shanah, beberapa hari lagi kita akan melaksanakan Yom Kippur sebagai perluasan dari Rosh ha Shanah. Dalam perayaan tersebut kita megaskan kembali makna kematian Mesias yang telah “mendamaikan” diri kita dengan Tuhan dan sesama yang dirusakkan oleh kuasa dosa.
Selama bulan Elul atau Tishri memiliki makna spiritual yang mendalam bagi orang Yishrael. Para rabbi menekankan bahwa dari tangal 1 Tishri sampai tgl 10 Tishri (jatuhnya Yom Kippur) merupakan hari persiapan rohani yang khusus. Hal ini didasarkan pada keyakinan bahwa selama bulan Elul atau Tishri, Moshe naik ke Bukit Sinai untuk memperoleh Loh Torah yang kedua dan dia turun pada saat Yom Kippur (Pirke De Rabbi Eliezer 46).
Dalam sinagog-sinagog, shofar (terompet dari tanduk domba) dibunyikan setiap hari untuk memberi peringatan orang beriman bahwa waktu untuk pertobatan telah tiba. Banyak kaum Orthodox Yahudi (Orthodox Jew) melakukan ritual penyucian diri dengan melakukan baptisan air (tevilah mikveh) untuk melambangkan pembersihan hati. Karena hari ini dipahami sebagai hari pertobatan maka suasana perayaan diliputi oleh suasana penyesalan diri, namun demikian selalu dengan sebuah harapan adanya pengampunan dosa oleh Tuhan. Dalam keluarga-keluarga tradisional Yahudi, petang hari saat jatuh Rosh ha Shanah dimulai dengan pesta perayaan makan malam dengan banyak hidangan khas (customary dishes,Ing). Setiap sinagog menghentikan aktivitas pelayanan petang hari saat jatuh Rosh ha Shanah namun keesokkan harinya akan dihabiskan dengan ibadah.
Liturgi, musik dan doa menekankan pengulangan tema pertobatan, kembali kepada Tuhan. Dikarenakan ini merupakan hari Shabat, maka seluruh kegiatan dan aktivitas seperti sekolah dan pekerjaan dihentikan untuk melaksanakan hari raya ini dengan benar. Pada keluarga Yahudi tradisional lainnya pada siang hari saat jatuh Rosh ha Shanah, mereka akan menghabiskan waktu untuk berada di pantai, aliran sungai untuk melaksanakan ritual kuno dengan nama Tashlik yang artinya “membuang”. Kata ini diambil dari Mikha 7:19, “Biarlah Dia kembali menyayangi kita, menghapuskan kesalahan-kesalahan kita dan melemparkan (taslik) segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut”. Untuk menghayati kebenaran yang indah ini, keluarga Yahudi biasanya melempar remukan roti atau membuang kerikil ke dalam air sungai dan menikmati janji Tuhan mengenai pengampunan-Nya.
Pada hari tersebut ditandai pula dengan saling mengirim kartu ucapan selamat Tahun Baru dengan isi doa dan harapan tentang berkat Tuhan. Kebiasaan yang nampak saat itu adalah peniupan shofar. Di sinagog, shofar akan dibunyikan dalam empat suara yang berbeda yaitu Tekiah (suara yang), Shevarim (nada terputus), Teruah (peringatan), Tekiah Gedolah (keras memekakan telinga dan panjang). Penggunaan shofar dalam Kitab Suci dan sejarah Israel kuno al., memuliakan raja, peringatan peperangan. Dengan peniupan shofar dalam konteks perayaan Rosh ha Shana adalah untuk “membangunkan”, suatu panggilan untuk melaksanakan hari raya.
Selain dikaitkan dengan tema pertobatan, hari raya ini dihubungkan juga dengan tema prophetik atau peristiwa yang akan datang. Banyak literatur para rabbi Yahudi menghubungkan Rosh ha Shanah dengan hari pengumpulan orang Israel dan orang-orang yang sudah mati dan Mesias akan menjadi perantara pengumpulan tersebut sebagaimana dituliskan dalam salah satu literatur Abad VIII Ms sbb: “Mesias Putra Dawid, Eli-Yah dan Zerubavel – damai atas mereka- akan turun di Bukit Zaitun. Dan Mesias akan memerintahkan Eli-Yah meniup shofar. Cahaya enam hari Penciptaan akan kembali dan terlihat, cahaya bulan akan seterang matahari, dan Tuhan akan mengirim kesembuhan sepenuhnya atas semua orang Israel yang sakit. Tiupan Eli-Yah yang kedua akan menyebabkan orang mati bangkit. Mereka akan bangkit dari dalam debu dan mengenali sesama mereka, suami dan istri mereka, ayah, anak, saudara dengan saudara. Seua akan datang kepada Mesias dari keempat pencuru bumi, dari timur dan barat, dari utara dan selatan. Anak-anak Israel akan terbang pada sayap burungrajawali menghampiri Mesias…” (Ma’ashe Daniel).
Seluruh detail dari Rosh ha Shanan menjadi lebih bermakna apabila kita hubungkan dengan pelayanan Yahshua Sang Mesias dan Kitab Perjanjian Baru. Banyaknya bukti dalam Kitab Perjanjian Baru, menuntun pada kenyataan bahwa Mesias lahir pada musim semi dan bukan pada musim dingin (Desember). Jika ini tepat maka kita dapat memperkirakan saat mana Yahshua memulai pelayanannya. Sebagaimana dicatat dalam Lukas 3:23, Yahshua berusia sekitar 30 tahun saat memulai pelayanannya, sehingga kita dapat meletakkan saat baptisan dan kotbah pertamanya pada musim semi tahun itu. Dengan mempertimbangkan kesamaan tema pada perayaan Rosh ha Shanah, tidakkah mengejutkan kita bahwa Yahshua dibaptis pada saat musim semi tahun itu yang jatuh pada Bulan Elul atau Tishri (Mat 3:13-17)? Mungkinkah ada kesamaan saat Yahshua digoda shatan di padang gurun selama empat puluh hari empat puluh malam (Mat 4:1-11)? Dan apakah pesan pertama Mesias setelah empat puluh hari penggodaan di padang gurun? Bukankah seruan, “Bertobatlah dari segala dosamu kepada Tuhan, karena Kerajaan Tuhan sudah dekat!”
Waktu terbaik mana lagi yang tepat bagi Mesias untuk memulai pelayanannya di bumi selain saat tahun baru yang memiliki makna spiritual, yaitu Rosh ha Shanah?Bukti-bukti sejarah ini menunjukkan bahwa bulan Elul atau Tishri merupakan waktu yang sempurna bagi persiapan untuk menyampaikan pesan agung rohani yang akan datang bagi Israel yaitu: Kembali pada Tuhan karena Mesias telah datang.
Rasul Paul pun menghubungkan karakteristik Rosh ha Shanah untuk menggambarkan pengangkatan orang yang percaya kepada Mesias di awan-awan sebagaimana dikatakan dalam 1 Tesalonika 4:16-18 sbb: “Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala (Tuhan) berbunyi, maka (Junjungan Agung) sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam (Mesias) akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong (Junjungan Agung) di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan (Junjungan Agung). Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini”.
Rosh ha Shanah pun dikaitkan dengan terkumpulnya Bangsa Yishrael yang terserak sebagaimana dinubuatkan dalam Yesha-Yah 27:12-13 sbb: “Maka pada waktu itu (YHWH) akan mengirik mulai dari sungai Efrat sampai sungai Mesir, dan kamu ini akan dikumpulkan satu demi satu, hai orang Israel! Pada waktu itu sangkakala besar akan ditiup, dan akan datang mereka yang hilang di tanah Asyur serta mereka yang terbuang ke tanah Mesir untuk sujud menyembah kepada (YHWH) di gunung yang kudus, di Yerusalem”. Yahshua Sang Mesias un telah menegaskan kembali nubuatan tersebut dengan mengatakan dalam Matius 24:30-31 demikian: “Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Dan Dia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain”. Demikianlah penjelasan Barney Kasdan yang memberikan keterangan berharga mengenai Perayaan Rosh ha Shanah.
Kembali kepada Wahyu 11:15-19, “Lalu malaikat yang ketujuh meniup sangkakalanya, dan terdengarlah suara-suara nyaring di dalam sorga, katanya: "Pemerintahan atas dunia dipegang oleh (Junjungan Agung) kita dan Dia yang diurapi-Nya, dan Ia akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya. "Dan kedua puluh empat tua-tua, yang duduk di hadapan (Tuhan) di atas takhta mereka, tersungkur dan menyembah (Tuhan), sambil berkata: "Kami mengucap syukur kepada-Mu, ya (YHWH, Tuhan), Yang Mahakuasa, yang ada dan yang sudah ada, karena Engkau telah menerima kuasa-Mu yang besar dan telah mulai memerintah sebagai raja dan semua bangsa telah marah, tetapi amarah-Mu telah datang dan saat bagi orang-orang mati untuk dihakimi dan untuk memberi upah kepada hamba-hamba-Mu, nabi-nabi dan orang-orang kudus dan kepada mereka yang takut akan nama-Mu, kepada orang-orang kecil dan orang-orang besar dan untuk membinasakan barangsiapa yang membinasakan bumi." Maka terbukalah Bait Suci (Tuhan) yang di sorga, dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu dan terjadilah kilat dan deru guruh dan gempa bumi dan hujan es lebat”.
Pembacaan Wahyu 11:15-19 memberikan peringatan kepada kita bahwa di akhir zaman, malaikat ketujuh akan meniup shofar dan disambut dengan pujian pengagungan serta pengakuan bahwa YHWH di dalam Yahshua Sang Mesias akan melakukan “Empat M” sbb:
1. Memerintah sebagai Raja atas bumi dalam dalam Kerajaan Seribu Tahun (Band. Why 20:1-7)
2. Menghakimi orang mati (Band.Why 20:11-15)
3. Memberi upah kepada hamba-hamba-Nya yaitu para nabi, orang-orang kudus dan semua yang takut akan nama YHWH, baik kaya miskin (Band.Why 21:1-7)
4. Membinasakan orang yang merusak bumi (Band.Why 21:1-7)
Marilah kita menjadikan perayaan Rosh ha Shanah 5770 atau 2009 sebagai momentum untuk mereklamasikan kembali karya YHWH di dalam Yahshua Sang Mesias, Juruslamat dan Junjungan Agung kita Yang Ilahi yang akan melakukan hal-hal ajaib atas dunia dan atas orang beriman serta orang fasik. Empat hal yang akan dilakukan Mesias Yahshua di akhir zaman sebagaimana dikatakan di atas, memberikan kekuatan baru dan fajar pengharapan bagi kita bahwa pada akhirnya beserta Tuhan, orang-orang benar akan mengalami kemenangan. Kemenangan karena orang-orang benar akan memerintah bersama Mesias dan akan menerima upah dari YHWH. Marilah kita rayakan pembukaan tahun Ibrani ini sebagai perayaan keadilan Tuhan yang akan dinyatakan atas bumi dan manusia.
Barangsiapa yang hari-hari ini mendapatkan ketidak adilan atau yang tidak kunjung beroleh keadilan karena penindasan pihak yang lebih berkuasa, baik secara ekonomi, sosial dan politik, janganlah gentar dan berputus asa. YHWH di dalam Yahshua Sang Mesias sedang dan akan menyatakan keadilan-Nya atas kita sekalian. Arahkanlah hati kita dan pikiran kita serta segenap hidup kita pada janji Tuhan.
Sebagaimana ciri atau karakteristik Perayaan Rosh ha Shanah disertai dengan waktu-waktu persiapan dan pertobatan, maka kita pun tidak mengabaikan aspek tradisional dan teologis yang terdapat dalam perayaan ini. Marilah kita pun melakukan instrospeksi diri dan memohon pengampunan kepada Tuhan atas dosa dan pelanggaran yang hari-hari ini telah kita lakukan pada Tuhan dan sesama. Setelah Rosh ha Shanah, beberapa hari lagi kita akan melaksanakan Yom Kippur sebagai perluasan dari Rosh ha Shanah. Dalam perayaan tersebut kita megaskan kembali makna kematian Mesias yang telah “mendamaikan” diri kita dengan Tuhan dan sesama yang dirusakkan oleh kuasa dosa.
0 komentar:
Posting Komentar